Presiden SBY dan Padi Organik_dok.Rul |
Permintaan akan produk pertanian organik di seluruh dunia akhir-akhir ini telah meningkat luar biasa dan bahkan diramalkan akan semakin pesat di masa depan dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 2 20 % per tahun. Sebagai gambaran, dalam tahun 2000 perdagangan produk pertanian organik dunia telah mencapai nilai US$ 17,5 milyar dan diperkirakan akan mencapai UD$ 100 milyar pada tahun 2010.
Fenomena ini dipicu oleh adanya trend gaya hidup sehat dengan slogan ”Back to Nature” di masyarakat dunia yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus mempunyai atribut aman dikonsumsi (food safety attributes), mempunyai kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Atribut ini ternyata melekat pada produk pertanian organik.
Kedele Organik_dok.Rul |
Adanya fenomena baru tersebut perlu ditangkap sebagai peluang yang perlu direbut bagi pembangunan pertanian di Indonesia khususnya menyangkut produk pangan tropis. Sebab, sebagai negara yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, sesungguhnya Indonesia mempunyai modal dasar yang luar biasa besarnya yang diperlukan untuk mengembangkan pertanian organik. Karena itu, sejak awal tahun 2000-an ini Kementerian Pertanian (dh: Departemen Pertanian) telah berupaya mengembangkan Program Pertanian Organik dengan visi "GO ORGANIC 2010" sebagai salah satu pilihan langkah strategik untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (eco-agribisnis) guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Dengan program ini diharapkan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu produsen pangan dan pertanian organik terbesar di dunia pada tahun 2010.
Dimasa yang akan datang, dengan melihat potensi dan peluang yang ada, maka pembangunan sektor agribisnis pertanian organik sebagai salah satu alternatif untuk mensukseskan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah sangat tepat.
Tempe Organik_dok.Rul |
Terlebih lagi mengingat bahwa pada masa mendatang harga input produksi, khususnya bahan kimia sintetis, diperkirakan akan semakin mahal seiring dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM).
Pada akhirnya, pengembangan pertanian organik bukan hanya menyangkut keuntungan ekonomi, namun juga akan mendorong kembalinya budaya masyarakat Indonesia yang memang sangat menghargai alam ini. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan nantinya pengembangan pertanian organik ini juga akan mendorong tumbuhnya eko-wisata di berbagai daerah di Indonesia yang memang kaya akan keindahan alam.
Catatan:
Sebaiknya pemerintah kab/kota di Indonesia mengembangkan agrowisata dalam mendukung pengembangan ekonomi rakyat dan pariwisata Indonesia. Paling bijak adalah melalui Regionalisasi antar kab/kota demi efisiensi dan efektifitas pembangunan dan pengelolaan. Kami dari Tim Manajemen Lekad (NGO) bersedia menginisiasi dalam pembentukan dan pendampingan program dan teknologi termasuk pemasaran produk dari eko-wisata tersebut.
Silakan email ke Klik di SINI atau kontak di 085215497331
(by: H.Asrul Hoesein_Konsultan LM3 Model GMIM Nafiri dan P4S Pelangi Kota Manado)
Regionalisasi (kerjasama antardaerah) dalam pengelolaan sampah. Konsep Pengelolaan Sampah Regional Terpadu atau Pertanian Terpadu Bebas Sampah (Integrated Farming Zero Waste) oleh Gerakan Indonesia Hijau (GIH) Foundation bekerjasama dengan NGO Lekad (Baca di LekadNews dan Klik di SINI atau Klik di SINI).
Atau membutuhkan konsep riel Regionalisasi Persampahan ini bisa email ke Klik di SINI atau di SINI atau kontak person ; 085215497331 (GIH Foundation^LekadNews). Dan regionalisasi (kerjasama antardaerah) silakan shar website LekAd Klik di SINI.atau GIH Foundation Klik di SINI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan dan Partisipasinya di Lekad News....Sukses untuk Anda