Selamat Datang di LEKADnews, Media Informasi dan Interaktif Kerjasama Antardaerah Kab/Kota di Indonesia. Saran dan Pesan atau Komentarnya Sebelum Meninggalkan Situs ini....Info terkait Inisiasi Regional Management Hubungi Kami di 085215497331 atau Shar ke Website NGO Lekad di www.lekad.org...KERJASAMA JADI MUDAH DAN EFEKTIF...Terima Kasih.
LEKAD Sebagai lembaga yang telah berpengalaman dalam kajian, fasilitasi, publikasi dan pelatihan dibidang kerjasama daerah sejak 2005 menawarkan Pelatihan Pedoman Dasar Perencanaan Dan Pengembangan Kerjasama Antar Daerah Kewilayahan. Pelatihan ini akan diselenggarakana pada: Hari Rabu s/d Jumat 27-29 April 2011, Bertempat di Graha Wisata Kuningan, Jl. H.R Rasuna Said Kuningan, Jakarta_ Info Silakan Kontak Wilda (081314246402) atau H.Asrul Hoesein (085215497331) Terima Kasih.

Sabtu, 02 April 2011

Pengembangan Agrowisata (Agritourism) di Sulawesi Selatan

Agritourism_dok.Rul

H.Asrul Hoesein

Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terdiri 24 kab/kota dan memiliki kondisi lingkungan, sumber daya alam  serta budaya yang beragam. Mempunyai potensi besar dalam usaha pengembangan objek agrowisata. Usaha ini dapat meningkatkan pendapatan petani, pendapatan asli daerah (PAD), menopang perekonomian nasional dan tetap terpeliharanya kelestarian sumber daya lahan.

Sulsel memiliki beranekaragaman SDA hayati yang berlimpah, dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nufta dan daerah wisata ekologi. Kondisi tanah dan iklim yang beragam, dapat dijadikan peluang mengembangkan berbagai komoditas pertanian, semakin besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Tercemin pada berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat dengan menyesuaikan tipologi lahan.
 
Agritourism_Pramuka_dok.Rul

Agritourism_dok.Rul
Ciri khas dari setiap daerah di-Sulsel merupakan aset yang dapat menarik wisatawan mancanegara serta domestik sebagai objek kunjungan wisata. Agrowisata bagian dari objek wisata dengan memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Adapun menjadi tujuan agrowisata adalah memperluas pengetahuan tentang kelestarian alam, tempat rekreasi dan mengadakan usaha dibidang pertanian (on-farm/of-farm). Manfaat diperoleh petani disamping memproduksi hasil pertanian/perkebunan, menawarkan produk olahan dan jasa kepada wisatawan sebagai penghasilan yang bersifat tetap, juga secara langsung dapat menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian eksistensi objek agrowisata di suatu daerah dapat memberikan multiplier effect terhadap sektor lainnya.

Melestarikan Budaya Lokal
Pengembangan agrowisata dengan memunculkan local culture, ini meningkatkan pendapatan, melestarikan sumber daya lahan dan mengangkat keaifan local, menciptakan lapangan kerja di daerah atau pedesaan, karena sebagai usaha mengurangi arus urbanisasi. Sehingga masyarakat di daerah atau pedesaan tidak lagi mengadu nasib di daerah-daerah perkotaan.
Agrowisata merupakan sub-sistem pengolahan dalam usaha agrobisnis sebagai kegiatan industri. Memberikan tawaran para wisatawan untuk berkunjung pada tempat-tempat wisata yang diselenggarakan. Terpenting dalam pengembangan agrowisata agar para wisatawan tertarik untuk berkunjung ke daerah tersebut. Umumnya wisatawan tertarik melihat keaslian tempat yang dijadikan daerah agrowisata, keunikan yang ditampilkan, kenyamanan, dan keindahan alam yang belum terjamah. Untuk itu, harus diperhatikan kualitas lingkungan menjadi modal penting, dalam mengembangkan agrowisata, perlu adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga eksistensi tentang keunikan dan keaslian objek agrowisata tetap terpelihara.
Meningkatkan SDM Petani
Disamping itu, perlu adanya lembaga yang dapat memberikan pendidikan berupa pelatihan/ketrampilan kepada petani dan masyarakat disekitar objek agrowisata dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia sehingga menghasilkan kualitas sumber daya yang memiliki kemampuan berkreasi. Misalnya, dengan mengembangkan produk-produk khas yang terdapat di daerah objek agrowisata tersebut. Sehingga para wisatawan yang berkunjung dapat menikmati berbagai makanan khas dan souvenir daerah untuk dibawa pulang kedaerah atau negaranya. Dengan demikian pemasaran terhadap produk-produk local akan menjadi lebih efisien dan terbuka.
Pengembangan Agrowisata Buatan
Pada pengembangan agrowisata dalam lingkup buatan, dimana daerah-daerah yang dapat dijadikan sebagai objek agrowisata dirancang secara khusus dan belum disentuh oleh masyarakat adat. Dengan penataan lahan, dirancang berdasarkan kondisi dan pengembangan komoditas produk pertanian yang ditawarkan kepada wisatawan, memiliki nilai jual. Di samping itu, para pedagang yang ada di sekitar objek wisata menawarkan berbagai produk makanan olahan dengan bahan dasar hasil pertanian, dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk yang menarik yang tetap mengacu pada budaya masyarakat setempat. Fasilitas penunjang untuk para wisatawan disediakan menurut kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada di lingkungan tersebut. Dalam pengembangan teknologi budidaya pertanian tradisional merupakan manifestasi keserasian hasil seleksi alam yang berlangsung dalam kurun waktu lama dapat dijadikan tampilan yang potensial untuk dipasarkan.

Pengembangan Agrowisata Natural
Objek agrowisata dalam lingkup natural/alamiah berada pada lahan yang dilakukan secara langsung oleh petani dan masyarakat sesuai dengan kehidupan mereka setiap hari. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai adat/budaya mereka. Agar lebih menarik perhatian para wisatawan, maka tampilan-tampilan secara khas dilakukan (menonjolkan) di daerah objek agrowisata, dengan tetap menjaga nilai estetika yang alamiah. Di samping itu, fasilitas penunjang untuk keamanan dan kenyamanan para wisatawan tetap disediakan dengan tidak bertentangan budaya dan nilai estetika alami di daerah objek agrowisata.

Agritourism_dok.Rul
Langkah Pengembangan Agrowisata:

·         Pengaturan dasar alaminya, meliputi budaya atau sejarah yang menarik, keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam ataupun budaya masyarakat.
·         Dukungan masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat sebagai ujung tombak untuk menjaga objek-objek yang menarik perhatian para wisatawan serta ambil bagian sebagai pemandu (guide) serta menyediakan fasilitas dan segala kebutuhan para wisatawan (agrowisata berbasis komunal).
·         Nilai pendidikan, penerapan yang tepat mengenai program pendidikan di daerah tersebut, meliputi lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.
·         Wisatawan memiliki peran aktif dalam usaha melindungi objek agrowisata.

Sulsel memiliki sumber objek agrowisata alamiah dengan berbagai local culture yang belum digali dan dipromosikan secara intensif. Seperti perkebunan cengkeh Kab.Bone, Buah Durian Kota Palopo, dll. pengembangan agropolitan tanaman hias di Kab.Tana Toraja, pengembangan hortikultura Kab.Enrekang dan sekitarnya, pengembangan agrowisata laut atau wisata ekologi (Eco-tourism) Kab.Selayar (kita punya banyak pakar-pakar pertanian dan perikanan yang lulusan dalam dan luar negeri, mampu mengadakan pembudidayaan coelacanth dan spesies tumbuhan/hewan).
Ada beberapa daerah yang dapat dijadikan sebagai objek dalam pengembangan wisata ekologi di Sulsel. Pengembangan pulau-pulau kecil seperti, Pulau Kayangan Makassar, Pulau Sembilan Kab.Sinjai, Pulau Panikian di Kab.Barru, Danau Tempe Kab.Wajo, dll. sangat menarik dengan keindahan alamnya. Ini dapat memberikan nilai jual, dalam upaya pengembangan objek agrowisata atau wisata ekologi.
Dengan demikian mampu meningkatkan penghasilan para petani atau nelayan, masyarakat dan sumbangan devisa bagi pemerintah daerah (PAD). Untuk itu, perlu adanya respon pemerintah daerah, stakeholder  dan masyarakat dalam upaya pengembangan Agrowisata  (Agritourism) di Sulawesi Selatan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan dan Partisipasinya di Lekad News....Sukses untuk Anda